Kreatif, Sampaikan Pesan Kesehatan Melalui Seni Bobodoran Dalam Rangka Meningkatkan Akseptor KB

Para pemain bobodoran foto bersama sebelum naik ke atas panggung 

Rekamrest News - Singaparna (16/9) sebanyak 90 tamu undangan yang terdiri dari masyarakat Desa Cikunir, Kepala Desa Cikunir, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Bidan Desa, Kader, Kepala Puskesmas Singaparna, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya serta Kepala BKKBN Kab. Tasikmalaya turut menghadiri perhelatan acara kesenian bobodoran yang diselenggarakan oleh tim dosen peneliti STIKes Respati dalam rangka mengubah persepsi dan menambah wawasan serta meningkatkan jumlah akseptor KB di Desa Cikunir, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Seni Bobodoran yang diusung tim dosen peneliti oleh Chanty YH, SST.,M.Kes dan Annisa Rahmidini, SST.,M.Keb berawal dari hasil penelitiannya di Kampung Sumulagung, Desa Cikunir dan ditemukan masih rendahnya akseptor KB serta pemahaman masyarakat mengenai penggunaan KB yang dinilai masih belum tepat sehingga perlu diberikan pemahaman lewat pertunjukan seni bobodoran. Penelitian hingga penyelenggaraan kesenian bobodoran yang dilakukan dosen kebidanan ini merupakan hibah dari Kemenristekdikti dalam rangka intervensi masalah kesehatan dan meningkatkan akseptor KB terutama masyarakat di Desa Cikunir.

“Ide bobodoran ini berawal dari latar belakang pendidikan masyarakat dengan rata-rata SD, SMP, dan SMA. Akhirnya kesenian bobodoran dipilih sebagai media promosi kesehatan karena dinilai pesannya dapat langsung sampai ke masyarakat dan kita ingin memberi contoh real di masyarakat bahwa selama ini penggunaan KB sebagian besar masyarakat belum tepat dengan tujuannya ber-KB.” ucap Nisa selaku peneliti dan penyelenggara seni bobodoran.

Bersama rekannya, Chanty YH, SST.,M.Kes, yang sebagai ketua tim penelitian kesehatan, melakukan penelitian tentang KB di Kampung Sumulagung, Desa Cikunir, Singaparna. Dari hasil penelitian, maka intervensi yang dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat atau responden mengenai KB, terutama alat kontrasepsi dan tujuan KB. Dengan menggaet 23 mahasiswa Kesmas angkatan 2017 dan 1 mahasiswi Bidan angkatan 2017 STIKes Respati serta bekerjasama dengan Teater Dongkrak, bersama-sama menyampaikan pesan kesehatan melalui pendekatan budaya berupa pertunjukan bobodoran.

Poster pertunjukan seni bobodoran

“Tujuan ber-KB ada 3, yaitu menunda, menjarangkan, dan mengakhiri. Terkadang masyarakat menentukan alat kontrasepsi ingin semaunya tanpa melihat tujuan ber-KBnya itu untuk apa dan akhirnya banyak sekali yang tidak sesuai antara tujuan KB dengan alat kontrasepsi yang digunakan. Maka dari itu kami berharap masyarakat khususnya PUS (Pasangan Usia Subur) dapat menentukan alat kontrasepsi sesuai dengan tujuannya ber-KB.” sambung Nisa

Asep SB, selaku Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Kab. Tasikmalaya yang turut menghadiri pertunjukan kesenian bobodoran memberikan apresiasi kepada pihak yang menginisiasi penyelenggaraan penyuluhan kesehatan lewat kesenian bobodoran yang dinilainya unik dan efektif.

“Merasa bangga dan menyentuh hati peserta atau keluarga yang notabene berusia muda, usia produktif, menjadi bekal dan pengalaman, bahkan bisa berlanjut drama bobodoran ini dalam event-event kegiatan lainnya termasuk untuk sosialisasi-sosialisasi di bidang pembangunan yang lain." ucapnya.

Reporter Persma Rekamrest foto bersama narasumber; Ketua STIKes Respati dan Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Kab. Tasikmalaya

Asep berharap, kedepannya program Kabupaten Sehat dapat ditingkatkan lewat pementasan seni bobodoran di tingkat kabupaten agar dapat menyentuh lebih luas masyarakat Tasikmalaya.

Selain itu, tanggapan baik lainnya datang dari Ketua STIKes Respati sendiri, Dadan Yogaswara, SKM., MKM. Dadan menilai promosi kesehatan melalui metode pendekatan budaya seperti pertunjukan bobodoran dinilai efektif, sebab menurutnya bila disampaikan lewat penyuluhan kesehatan biasanya respon masyarakat kurang bahkan menjenuhkan. Namun, melalui pertunjukkan seni bobodoran, selain melestarikan kebudayaan dan menghibur juga sebagai alternatif dalam mengedukasi dan menyampaikan pesan kesehatan kepada responden atau masyarakat.

(Persma Rekamrest)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meriahnya Puncak Acara Dies Natalis STIKes Respati Tasikmalaya Ke-15 Dengan Gerak Jalan Sehat Yang Mengedukasi

Partograf Digital, Aplikasi Praktis Pemantau Persalinan Ala Dosen Prodi Kebidanan, STIKes Respati Tasikmalaya

Peringatan Hari Ibu Hingga Seminar Dosen Mahasiswa